Animator Dalam Negeri Yang Go Internasional

Suka sama film-film Hollywood yang banyak animasinya kayak The Hobbit, The Avengers, Transformers, The Amazing Spiderman, Iron Man 3, dll ? Maka kalian boleh berbangga karena film-film yang sudah disebutin di atas sedikit banyak merupakan hasil dari kreatifitas animator-animator asal Indonesia.

Animator-animator Indonesia sudah cukup banyak yang karyanya diakui oleh dunia. Mereka mampu bersaing dan survive di level dunia menghadapi animator-animator luar. Siapa saja mereka dan apa karyanya yang mendunia? Check it Out...

1. Rini Triyani Sugianto
Berawal dari kecintaan terhadap karakter fiksi seorang jurnalis berjambul bernama Tintin, seorang animator muda asal Indonesia bernama Rini Sugianto sukses menembus kancah perfilman Hollywood. Rini, lulusan S2 dari Academy of Arts di San Francisco, California, yang saat ini bekerja sebagai animator di perusahaan WETA digital di Selandia Baru, dipercaya ikut terlibat dalam pembuatan The Adventure of Tintin: Secret of The Unicorn.

Setelah ikut menggarap film animasi Tintin, Rini Sugianto yang kini tinggal di kota Wellington, Selandia Baru, kembali menjadi tim sukses dari beberapa film Hollywood yang berhasil menduduki posisi teratas di Box Office. Dia juga ikut dalam proyek film animasi lain seperti The Avengers dan yang terbaru dia juga ikut andil dalam proyek film Iron Man 3.

 
2. Christiawan Lie
Chris Lie, seorang lulusan ITB dan peraih beasiswa full bright untuk kuliah di jurusan Sequential Art (komik) di Savannah College of Art and Design, Amerika Serikat merupakan salah satu pekerja dibalik layar beberapa film terkenal. Sebut saja Transformers 3, GI Joe, hingga yang terbaru Spiderman 4. Bahkan,saat ini dia juga tengah merampungkan beberapa proyek gim, seperti Starwars dan Lord of the Rings.

Untuk mengembangkan dunia animasi di Indonesia, Chris Lie mendirikan Caravan Studio di Indonesia. Selain animator, Chris Lie juga dikenal sebagai komikus hebat. Petualangannya di Amerika dimulai tahun 2005 saat mengikuti kompetisi action figure GI Joe. Karyanya terpilih sehingga dilibatkan dalam pembuatan GI Joe Sigma 6. Sumbangsihnya untuk Indonesia juga bisa dilihat pada komik Baratayuda yang meraih penghargaaan sebagai cerita dan komik anak terbaik di Anugerah Komik Indonesia 2011.
  
3. Griselda Sastrawinata

Griselda pindah ke AS sejak dari Bangku kelas 2 SMA dan menamatkan SMA di sana, lalu ia melanjutkan ke Art Center College of Design di Pasadena, AS. Selain bekerja di Dreamwork, Griselda juga mengajar Ilmu Komunikasi Visual di kampus almamaternya. Shrek adalah salah satu film produksi dari Hollywood yang melibatkan Griselda Sastrawinata, seorang animator asal Indonesia yang tinggal di California, Amerika. Ia bekerja untuk studio animasi terkenal Dreamwork. Perusahaan film animasi inilah yang sudah memproduksi berbagai film terkenal seperti Kungfu Panda, Madagascar, Monster Aliens, serta banyak yang terkenal lainnya.
 4. Andre Surya
Namanya Andre Surya. Dia merupakan digital artist asal Indonesia pertama yang menjadi bagian dari tim digital artist perusahaan efek visual komputer tiga dimensi Industrial Light and Magic (ILM) LucasFilm cabang Singapura. Lucasfilm sendiri adalah salah satu production company tersukses di dunia, yang didirikan tahun 1971 oleh George Lucas, sutradara Star Wars.
Melalui kecerdasannya mengolah efek film, Pria kelahiran Jakarta 1 Oktober 1984 yang merupakan lulusan DKV Universitas Tarumanegara ini bisa ikut terlibat dalam film Star Trek, Terminator Salvation, Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull, Iron Man 2, hingga Transformers: Revenge of the Fallen.

Setelah 10 tahun berkecimpung di kancah global, kini ia kembali ke Jakarta mendirikan studio EnspireStudio karena dia mempunyai mimpi untuk bisa mengikuti jejak George Lucas, tokoh panutannya, mengembangkan industri hiburan Indonesia.
 
5. Marsha Chikita Fawzi
Putri sulung dari pasangan Ikang Fawzi-Marissa Haque, merupakan animator Film Upin-Ipin yang terkenal dengan "betul..betul..betul...". Namanya Marsha Chikita, Kiki panggilan akrabnya. Awalnya dia ingin kuliah seni murni di ITB tetapi karena ditentang oleh orang tua, ia pun beralih memilih Multimedia University di Malaysia.

Setelah itu dia pun memulai Karirnya dengan ikut program magang di perusahaan Las’ Copaque Production (rumah produksi yang membuat film animasi Upin-Ipin). Lantaran pekerjaannya dinilai istimewa, sejak awal 2010 Kiki akhirnya diterima sebagai karyawan di sana.
Di rumah produksi tersebut, Kiki mengaku belajar banyak tentang 3D modeller dan setting and background modeller, tapi akhirnya lebih sreg menjadi animator untuk film Upin-Ipin. Karena animator bertugas menganimasi setiap shoot adegan.
Sekarang Kiki kembali ke Indonesia mendirikan perusahaan animasi dengan harapan Indonesia akan mempunyai intelectual property (IP) yang sangat bercita rasa tanah air. Layaknya Upin-Ipin merupakan IP Malaysia karya Las' Copaque Production.
 
6. Wira Winata
Pria jebolan Nanyang Polytechnic (Singapore) dan Art Centre Collage of Design (Passadena/CA-US) ini awal nya sekedar menyelesaikan film animasi "The Little Red Plane" sebagai final project kelulusan di Art Centre dan iseng" mengirimkan film mereka ke festival film animasi Internasional. Diluar dugaan The Little Red Plane meraih banyak penghargaan seperti medali emas Student Emmy Award dan Dance With Film, Piala Kristal di Festival Film Heartland, serta ditayangkan khusus di Festival Film Cannes.
Kini Wira dengan perusahaan yang didirikannya Shadedbox mulai beralih ke dunia animasi komersial, dengan bekerja sama dengan Cartoon Network, The Gotham Group, Buena Vista Games, Sony Computer Entertainment of America, Microsoft, Midway Games dan Landor. Karya lainnya seperti pembuatan animasi iklan: Burger King, Toyota Yaris, Air Transport Authority dan FIlm Animasi Desperate Housewives.
 
7. Pamela Halomoan

Karya-karya Pamela telah dinikmati masyarakat Singapura, Amerika, Inggris dan Turki. Tidak hanya itu, karakter yang Ia ciptakan telah berhasil menarik perhatian banyak pengunjung saat dipamerkan di Singapore Game Toy Comic Convention. Ribuan karakter telah dibuat oleh Pamela, namun salah satu karakter bernama “Wolly” yang membuat Pamela mendapat cukup banyak perhatian. Wolly adalah salah satu karakter ciptaan Pamela yang digambarkan dengan muka seekor babi dengan mata setengah terbuka yang diikuti bentuk badan penggabungan dari beberapa hewan. Pameran pertama Pamela pun dilakukan di Papertoys Exhibition di Turki dan langsung mendapat perhatian dari pihak galeri.
 
8. Michael Reynold Tagore
Bagi Anda penyuka film Hobbit, The Avengers, atau Iron Man 3? Jika Anda terbengong-bengong menyaksikan betapa detailnya animasi film tersebut, berarti Anda menyaksikan salah satu karya anak-anak Indonesia.

Satu di antara sekian animator film-film box office tenar tersebut adalah Michael Reynold Tagore, Arek Suroboyo yang tinggal di New Zealand. Tangan dingin Reynold sudah dipercaya mendesain animasi baju film-film yang merajai dunia. Animasi film yang diracik Arek Ngagel, Surabaya ini menyedot perhatian dunia, termasuk Indonesia. Reynold merupakan sosok pembuat tekstur artis film Iron Man 3.
Cowok kelahiran Surabaya 24 Mei 1979 ini dipercaya menjadi salah satu tekstur artis di Weta Digital perusahaan yang sama tempat Rini Triyani Sugianto bekerja, sebuah perusahaan film asal New Zealand yang menjadi pemasok film-film box office Hollywood.

Comments

Popular Posts